Starbucks adalah salah satu coffee shop yang memiliki jaringan bisnis terbesar di dunia. Saat ini, sudah ada lebih dari 300 outlet starbucks yang tersebar di 22 kota di Indonesia. Hal ini menjadikan starbucks menjadi salah satu bisnis Franchise Starbucks yang paling digemari masyarakat Indonesia.
Bagi Anda yang pernah tertarik untuk memulai bisnis coffee shop, Starbucks tentu menjadi salah satu acuan Anda. Terutama bagi pelaku bisnis yang lebih memilih untuk membuka franchise coffee shop yang sudah terkenal, dibanding membangun brand sendiri dari awal.
Franchise Starbucks
Contents
Banyak pelaku bisnis Franchise Starbucks yang menganggap bahwa membuka franchise dari brand yang sudah terkenal akan jauh lebih menguntungkan. Selain tidak perlu repot mengurus hal-hal teknis, Anda juga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ekstra untuk keperluan promosi, karena masyarakat sudah cukup mengenal brand tersebut.
Melihat kesuksesan Franchise Starbucks sebagai salah satu brand coffee shop kelas atas, tentu banyak sekali pelaku bisnis yang tertarik untuk membuka franchisenya. Namun, ternyata Starbucks tidak pernah memberikan izin untuk membuka franchise kepada pihak lain, terutama di Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan ratusan outlet Franchise Starbucks yang sering Anda temui atau kunjungi di berbagai daerah?

Sejarah Starbucks di Indonesia
Pada awalnya, sejak tahun 1971 perusahaan kopi asal Seattle, Washington, AS ini hanya menjual biji kopi saja.
Barulah pada tahun 1981, seorang pengusaha bernama Howard Schultz membeli perusahaan ini dan mengubahnya menjadi kedai kopi, sekaligus menempati posisi sebagai CEO perusahaan. Di tangan dinginnya lah Starbucks bisa menjadi kafe terbesar yang kita kenal sampai hari ini.
Cabang Starbucks di Indonesia
Starbucks pertama kali masuk ke Indonesia melalui PT MAP Boga Adiperkasa, anak perusahaan dari PT Mitra Adi Perkasa yang khusus mengurusi sektor food and beverage. Kedai pertamanya dibuka di Plaza Indonesia pada 17 Mei 2002. Tercatat hingga tahun 2020, Starbucks telah membuka 326 gerai yang tersebar di 22 kota di seluruh Indonesia.
Apakah Starbucks Membuka Kemitraan dengan Sistem Franchise?
Fakta menariknya adalah, lebih dari 300 gerai Starbucks tersebut ternyata bukanlah franchise, melainkan sistem jaringan toko berlisensi. Bagi Anda yang belum paham perbedanaannya, secara umum franchise merupakan sistem waralaba yang paket usaha serta lisensi penggunaan brandnya bisa Anda dapatkan dengan membayarkan sejumlah uang.
Selanjutnya, seluruh pelaksanaan bisnis akan diurus oleh Anda sendiri sebagai pemilik gerai. Sementara pada sistem toko berlisensi non-franchise yang diterapkan Starbucks, Anda hanya bisa membayar penggunaan lisensinya saja dalam jangka waktu tertentu.
Namun, seluruh properti toko beserta karyawannya masih menjadi milik manajemen Starbucks. Maka, pada saat jangka waktu lisensinya habis, seluruh properti dan karyawan juga akan dikembalikan kepada manajemen.
Schultz pernah mengatakan di dalam bukunya “Pour Your Heart Into It”, bahwa ia ingin menciptakan fanatisme pelanggan dengan cara menjaga kemurnian nilai-nilai yang dimiliki perusahaan.
Jika ia menjualnya dalam bentuk franschise, ia khawatir nilai-nilai tersebut akan hilang. Maka dari itu, seluruh standar kualitas produk dan pelayanan gerai-gerai Starbucks selalu dijaga dan diawasi secara ketat oleh manajemen.
Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, Anda tetap dapat membeli lisensi toko dan membuka gerai Franchise Starbucks milik Anda sendiri, dengan berbagai persyaratan yang perlu dipenuhi.
Menu Starbucks Coffee
Franchise Starbucks memiliki brand value yang sangat tinggi di Indonesia, oleh sebab itu wajar jika harga makanan dan minumannya pun cukup mahal bagi beberapa kalangan. Meski menyediakan biji – biji kopi dari berbagai daerah penghasil di dunia, tapi di Indonesia sendiri menu yang menjadi andalan adalah frappe-nya.
Hal ini wajar mengingat sebagian besar masyarakat kita cenderung suka makanan dan minuman yang manis. Disamping itu, karena iklim yang tropis maka minuman dingin menjadi lebih diminati secara umum. Kedai kopi berlogo putri duyung ini juga menyediakan berbagai makanan dan kudapan, misalnya cake, brownies, dan cookies.
Syarat Syarat Membeli Franchise Starbucks
Apabila kamu ingin menjadi pemilik bisnis coffee shop Starbucks, maka berikut berbagai Syarat Syarat Membeli Franchise Starbucks yang perlu kamu siapkan jika ingin memiliki Franchise Starbucks.
1. Memilih Lokasi yang Tepat
Pada saat pengajuan lisensi kedai Franchise Starbucks, Anda perlu mempersiapkan target lokasi gerainya terlebih dahulu. Hal ini tentu bukan hal yang mudah, sebab Anda perlu mencari lokasi yang berpotensi mendatangkan segmen pelanggan baru.
Sebagian besar gerai Starbucks dibuka di mal atau pusat perbelanjaan yang berpotensi mampu menarik banyak konsumen. Sebagai calon pemilik lisensi, Anda dituntut untuk jeli dalam memilih lokasi yang potensial.
2. Memiliki Aset Likuid Sebesar 9 Milyar Rupiah
Dalam bisnis apapun, risiko kegagalan akan selalu ada. Sebagai calon pemilik lisensi, manajemen Starbucks menerapkan syarat harus memiliki aset likuid sebesar 9 Milyar Rupiah sebagai jaminan.
Hal tersebut dilakukan guna meyakinkan pihak manajemen bahwa Anda akan benar-benar mampu menangani masalah-masalah yang mungkin muncul di kemudian hari.
Jaminan senilai 9 miliar ini tentu saja sepadan untuk bisnis dengan brand global sekelas Starbucks. Oleh sebab itu, tentu saja tidak sembarang orang bisa memiliki cabang bisnis satu ini.
3. Membayar Lisensi Sebesar 500 Juta Rupiah
Setelah kedua syarat di atas terpenuhi, selanjutnya Anda diminta untuk membayar biaya lisensi sebesar 500 juta rupiah untuk pemakaian lisensi dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Jika dibandingkan dengan Franchise Starbucks, biaya tersebut termasuk mahal.
Namun, melihat brand value yang tinggi yang dimiliki oleh Starbucks, membuat harga yang dibayarkan menjadi cukup pantas. Jika seluruh syarat dan biaya sudah terpenuhi dan permohonan Anda disetujui oleh pihak manajemen, Anda sudah tidak perlu repot-repot lagi.
Karena setelah ini, seluruh kebutuhan gerai, mulai dari konstruksi, dekorasi, persiapan bahan baku, alat produksi, hingga training pegawai, semuanya akan diurus oleh pihak manajemen Starbucks.
Sebagai pemilik lisensi, Anda hanya tinggal menunggu pembagian sharing profit dari gerai tersebut, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Sayangnya, informasi tentang mekanisme pembagian profit serta tanggung jawab pemegang lisensi masih belum bisa dipaparkan kepada masyarakat umum.
Kemudian, untuk pengajuan permohonan lisensi bisa diajukan melalui pengisian formulir yang bisa diakses melalui laman resmi Starbucks.
Alternatif Bisnis Coffee Shop
Berdasarkan sistem serta syarat yang perlu dipenuhi, bisnis coffee shop Starbucks memang tidak cocok dilakukan oleh pelaku bisnis pemula. Besarnya modal serta risiko kegagalan yang tinggi membuat Franchise Starbucks jelas bukan tempat untuk pelaku bisnis atau investor yang baru mulai belajar berbisnis.
Namun, jika Anda merupakan pebisnis kelas atas yang memiliki aset menganggung sebesar yang telah disebutkan, Anda bisa ikut membeli lisensi Starbucks dan menjadikannya sebagai bisnis atau pemasukan sampingan.
Starbucks Indonesia Punya Siapa?
Sejak 2002, pemilik Franchise Starbucks ini sukses mengembangkan sayap di 10 kota besar di Indonesia dan membangun 152 gerai. Adalah Anthony Cottan, nakhoda di balik kiprah Sari Coffee. Pria 49 tahun ini terus melebarkan sayap Starbucks ke seluruh Indonesia.
Apa yang membuat Starbucks terkenal?
Kualitas dari produk selalu menjadi pilar utama dari kekuatan Starbucks. Dengan kualitas tersebut, mereka bisa ‘menyiarkan’ kepada semua orang jika kopi buatan dari Starbucks diracik sendiri dengan proses yang panjang sehingga menghasilkan sebuah cita rasa yang khas nan unik.
Strategi apa yang membuat Starbucks berhasil?
Franchise Starbucks menggunakan strategi pertumbuhan (growth) baik secara internal / eksternal. Internal yaitu terus mengembangkan produk terutama kopi. Eksternal yaitu membuka cabang-cabang di berbagai Negara.